Selamat Datang di Blog Moko Yuliatmoko

Jumat, Oktober 31, 2008

Ulangan TKJ dan Multimedia

Rabu 29 Oktober 2008 jam ke 3 dan 4 kelas XI Multimedia 1 sedangkan Kelas XI Multimedia 2 jam ke 5 - 6. XI Teknik Komputer dan Jaringan 1 jam 7&8 untuk XI TKJ 2 Jumat 31 Oktober 2008 jam 2-3. Selengkapnya...

Senin, Oktober 27, 2008

Sinkronisasi Software Program Penyusunan KUA dan PPAS



Senin dan Selasa 27 - 28 Oktober 2008, saya diundang di ruang rapat BAPPEDA Kabupaten Cilacap untuk mengikuti Sinkronisasi Software Program Penyusunan KUA dan PPAS. Saya tanya ke temen-temen yang baru datang ternyata apa itu KUA dan PPAS banyak yang tidak tahu, dan saya terus mengikuti akhirnya KUA dan PPAS bisa dimengerti. KUA bukan Kantor Urusan Agama disini tetapi Kebijakan Umum Anggaran, sedangkan PPAS adalah Prioritas Plafon Anggaran Sementara.
Tugas saya adalah mengisi software yang menggunakan Ms Exel 2003, dan yang bisa mengisi ya yang tahu atau yang menyusun anggaran, saya tidak tahu harus diisi berapa angkanya. Kalau tidak salah SMKN 1 Cilacap Mendapatkan dana sebesar Rp 98.628.000 dari Pemkab Cilacap.
Sedangkan kode SKPD SMKN 1 Cilacap adalah 1010388. Selengkapnya...

Jumat, Oktober 24, 2008

Meliput di Ngablak Magelang





Selengkapnya...

Foto-foto Sulthan Athaullah


Atha sedang megang ban sepedanya Dimas di depan rumah


Atha sedang bermain di rel kereta sepan rumah


Atha sedang berlibur di Baturaden
Selengkapnya...

Rabu, Oktober 22, 2008

Workshop, Sosialisasi, Orientasi dan Pelatihan Teknis Pengelolaan Jardiknas di Provinsi Jawa Tengah


Ruang Pembukaan di Hotel Siliwangi Semarang

Suasana pelatihan di LPMP Jateng
Pada tanggal 9 - 12 Oktober 2008, di Hotel Siliwangi dan LPMP Semarang diadakan Workshop, Sosialisasi, Orientasi dan Pelatihan Teknis Pengelolaan Jardiknas di Provinsi Jawa Tengah


Gedung LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Jateng
Selengkapnya...

Rapat Pembentukan Unit Produksi TKJ

Pada tanggal 15 Oktober 2008 di Ruang Sidang mulai pukul 13:30 diadakan rapat pembentukan Unit Produksi Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Cilacap. Adapaun strukturnya sebagai berikut.

Ketua Unit Produksi
Pipit Setiyadi, S.PdT
Sekretaris
Ari Triyanti
Bendahara
Untung Supriono, S.Sn
Teknisi
Eko Priono
Helpdesk
Anggi Triawan
Pemasaran
Bambang Irawan, S.Kom Selengkapnya...

Senin, Oktober 20, 2008

Penyambungan Kabel Serat Optik

Dalam jaringan kabel titik rawan gangguan terletak pada titik sambungan, karena pengaruh dari luar seperti masuknya air ke dalam closure. Dalam jangka waktu yang panjang 5 s/d 10 tahun akan menyebabkan turunnya karakteristik kabel, demikian juga akan menyebabkan rugi-rugi optik bertambah besar. Selain faktor air yang akan mempengaruhi kualitas jaringan juga faktor mekanis seperti tegangan yang berlebihan serta bending radius.

Tujuan penyambungan kabel optik secara umum adalah untuk menyambung dua buah kabel serat optik sesuai dengan prosedur yang benar sehingga mempunyai rugi-rugi sekecil mungkin.
Prosedur penyambungan kabel serat optik adalah sebagai berikut :
1. Penyambungan kabel serat optik harus sesuai prosedur
2. Penggunaan material dan peralatan harus benar
3. Pemasangan sarana sambung kecil kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaan
4. Pengetesan harus dilakukan sesuai penyambungan
Kesemuannya harus dilaksanakan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Proses penyambungan kabel serat optik meliputi :
1. Penyambungan kabel
2. Penyambungan serat
Pertama yang harus dilaksanakan adalah penanganan sarana sambung kabel lalu penanganan serat.
Penyambungan kabel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Penyambungan secara mekanik
2. Penyambungan secara heat shrink (panas kerut)
Jadi fungsi sarana sambung kabel (closure) adalah untuk menempatkan tray dan agar kedap terhadap air.
Teknik penyambungan serat optik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Secara mekanik
Penyambungan serat dengan sistem mekanik saat sekarang tidak digunakan lagi oleh PT Telkom karena akan menghasilkan loss yang cukup besar.
Lebih lengkap silakan download di sini (http://www.elearning-jogja.org/mod/resource/view.php?id=1285)

Selengkapnya...

Serat optik

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.



Bagian-bagian serat optik jenis single mode

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

[sunting]
Sejarah perkembangan

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.

Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.

Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.

2. Time Line Pengembangan Fiber Optik

1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi 1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)


1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963 Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.


1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 s switching station.

1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

2. Generasi Perkembangan Serat Optik

Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :

1. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

2 Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

3. Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

4. Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

5. Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

6. Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.

Selengkapnya...

Sabtu, Oktober 18, 2008

Perjalanan ke Ngablak Magelang


Jam 01:25 tanggal 16 Oktober 2008 saya terbangun dan terus mandi, selesai jam 02:00 dan sudah ada SMS dari pak Sulis menanyakan naik bis jam berapa? kebetulan pulsa habis tinggal Rp 7 jadi gak bisa jawab, tapi HP istri yang menjawab, dan setelah selesai berpakaian langsung diantar ke terminal oleh Bapak. Jam 03:00 baru ada bis Utama Putra AC ekonomi jurusan Solo. Saya naik dan sampai di Gumilir Pak Sulis dan Pak Bambang sudah menunggu lebih dari setengah jam, dan naik bareng ke Purworejo, tiket Rp 20.000 dan sampai Purworejo jam 05:30, turun di depan terminal dan nunggu sebentar naik Maratama jurusan ke Magelang, perjalanan lebih dari 1 jam dan tiket Rp 7.000. Sampai di Terminal Magelang Jam 7 kurang, kemudian nyari sarapan. Tongseng 3 dan Es teh, Frestea, dan teh anget di pesan semua Rp 54.000. Kenyang sudah dan melanjutkan ke Ngablak naik jurusan Magelang Salatiga lewat Kopeng.

Jalan dari Magelang Jam 8 kurang terus ke arah Ngablak, ternyata jalan naik, naik, dan naik terus, dengan pemandangan yang begitu mempesona (Tiket Rp 6.000). Jam 8: 30 sampai di terminal Ngablak, dan langsung lihat sekeliling ternyata udara sudah agak dingin dan dikelilingi gunung-gunung. Jalan kurang lebih 300 meter menuju lapangan Desa Ngablak Kecamatan Ngablak, sudah ramai para tamu undangan sambil menunggu Mendiknas dan Gubernur Jateng.
Pertama yang dituju SMK Kabupaten Cilacap, dan disitu ada 2 SMK dari SMKN 2 Cilacap dan SMK Wanareja dengan keunggulannya bidang Pertanian, dan ada mesin parud kelapa serta mesin potong singkong (buat kripik) dari SMKN 2 Cilacap.
Terus saya keliling sambil mengambil gambar pakai MD10000 dan setiap stan saya kunjungi.

Selengkapnya...

Selasa, Oktober 14, 2008

Semacam MID semester


Dalam waktu dekat saya akan menyelengggarakan semacam mid semester bagi program keahlian multimedi kelas 2 kompetensi Mengidentifikasi Teknologi Pertelevisian. Kepada semua jurusan multimedia kelas 2 untuk mempersiapkan dan belajar tentang kompentensi tersebut, dan bacalah di blog masing-masing. Selengkapnya...

Rabu, Oktober 08, 2008

Silaturakhim SMKN 1 dan 2 Cilacap

Pada hari Kamis 9 Oktober 2008 Insya Alloh akan diadakan silaturakhim bersama antara SMKN 1 Cilacap dan SMKN 2 Cilacap bertempat di aula SMKN 1 & 2 Cilacap, silaturakhim dihadiri oleh keluarga besar SMKN 1 & 2 dan para pejabat yang diundang. Selengkapnya...

Workshop Koordinasi dan Pelatihan Pengelolaan Jardiknas

Kepada
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Hari Kamis s.d Minggu, 9 - 12 Oktober 2008
Tempat Hotel Siliwangi Jl. MGR Sugiopranoto No. 61, Semarang Jateng. 024-3542636
Pembukaan Kamis, 9 Oktober 2008 20:00 WIB
Check in peserta Kamis, 9 Oktober 2008 14:00 WIB
Yang diundang
1. Penanggung jawab
2. Koordinator
3. Teknisi
4. Help Desk Selengkapnya...

Minggu, Oktober 05, 2008

Bedug Terbesar di Dunia


Seorang anak sedang memperhatikan Bedug Terbesar di Dunia.
Dibuat tahun 1762 Jawa / 1834 Masehi.
Panjang 292 Cm, Garis tengah depan 194 Cm, Garis tengahbelakang 180 Cm, Keliling bagian depan 601 Cm, Belakang 564 Cm, dan Paku Depan 120 buah, belakang 98 buah.
Bedug ini terbuat dari pohon jati bercabang 5 (pendowo) dari dukuh Pendowo Desa Bragolan Purwodadi, makanya dinmakan Bedug Pendowo. Bedug ini sebagi peninggalan budaya yang harus dijaga dan dirawat kegunannya, dan hanya dibunyikan stiap hari jumat dan hari-hari besar saja. Selengkapnya...

Perjalanan ke Magelang

Hari Kamis 2 Oktober 2008 jam 09 berangkat dari Jl. Karimunjawa Cilacap menuju ke Penggalang, silaturahim dengan keluarga Penggalang, dan meneruskan ke Magelang lewat Adipla Kroya Nusawungu dan Sumpiuh, perjalanan tidak begitu macet tetapi dari sruweng ke proliman kebumen macet dekat tidak ada 2 Km tetapi ada 30 menit, setelah itu lancar.
Di Purworejo makan siang dulu, pesan Sop iga 4 (Bapak, Mba Ike, Mas Didik, dan Ibunya Atha)saya tongseng sapi dengan es jeruk, seger tapi terganggu oleh anak saya Atha, esnya di ceburin krupuk kulit.
Kenyang sudah dan mampir sholat di masjid agung Purworejo, sambil istirahat di Kontrakan Mba Ike (sebelah masjid persis), Atha jalan jalan di dalam masjid sambil melihat Bedug Terbesar di Dunia.
Sambil nungggu Om Pari dari Jakarta (sudah nyampe Kutoarjo) jam menunjukan pukul 14.30 dan Om Pari beserta keluarga (8 orang) nyampai di masjid dengan menggunakan Avansa. Istirahat sambil menyuapin Atha pake soto, dan Bu Lik beli dawet.

Jam 15.15 menit berangkat dan nyampe magelang jam 16.30 ketemu dengan mbah magelang serta sungkem mbah Putri yang lagi sakit.
Malamnya bingung tidurnya, apalagi mba Ike sakit jadi saya nyari hotel walau sudah ditawari untuk nginep di rumah Mbah Jum (Orang tua mbak yayuk, sebelah rumah di Cilacap). Kamar hotel tinggal 1, dan yang superior, harga Rp 150.000 semalam, saya kira superior bagus tapi keadaan seperti hotel biasa, gak ada AC, dan tempat tidur kecil. Baru bisa tidur nyaman dan bangun jam 5 pagi sholat subuh, kemudian Atha ikut bangun dan ngendong Atha. Jam 6 petugas hotel datang ngantar nasi dus sama teh panas, saya buka cuma pake telor dadar, api saya habiskan.
Jam 7 ditelpon suruh persiapan, saya persiapan kemudian kunci dikembalikan terus nyebrang (Hotel dan Rumah Mbah dekat sich) jalan kaki.
Jam 9 ngantar Mba Ike ke dokter tapi muter-muter karena dokter di Kandungan di Magelang sedikit dan lagi pada cuti, hanya ada 1 juga lagi operasi di RSI Magelang, dan nunggu. Bawa rombongan anak-anak katanya lapar nyari makan di KFC Magelang dan Atha naik-naik ke tangga sampai di atas (Ibu melang-melang). Sudah kenyang dan Mba Ike kondisinya kurang sehat terus pulang ke rumah mbah lagi.
Rencana mudik jam 11.00 hari jumat tapi tertunda karena tanggung jumatan dulu. Jam 14:00 baru pamitan sama mbah mudik, sebelum keluar ngisi solar dulu di candi mas, dan sholat asyar, jam 15:00 baru melanjutkan perjalanan, saya nyupir di perbatasan Magelang Purworejo Hujan, dan sampai Purworejo jam 16:20, ke arah Kutoarjo macet sekitar 45 menit, dan sampai Kebumen jam 18:30 mampir makan malam, blei sate ayam. dan setelah itu melanjutkan perjalanan lagi. Setelah gombong (ngijo/pintu gerbang masuk ke Gua jatijajar) kami belok dan lewat jetis, karena ke arah sumpyuh macet. dan sampai Cilacap jam 21:30. (Alhamdulillah)

Selengkapnya...