Selamat Datang di Blog Moko Yuliatmoko

Kamis, Juni 12, 2014

REMIDI Semester Genap TP 2013 2014

Untuk Kelas

X Usaha Perjalanan Wisata
X Multimedia
XI Multimedia
Selengkapnya...

Sabtu, Juni 07, 2014

Kisi-kisi Mengggabungkan Gambar 2D ke Dalam Sajian MUltimedia


  • Format file gambar (1, 3, 20, 26) 
  • Short cut (2, 15)
  • Software Pengolah Gambar Raster dan Vektor (4, 7, 27, 32, 33, 34, 35)
  • Tool (5, 6, 8, 10, 9, 13, 17, 22, 29)
  • Editing Objek (10, 14, 19, 21, 23, 24, 28, 29, 30)  
  • antar muka/user interface (11, 12, 18, 25, 31)
  • Pencetakan (16, 17)


Selengkapnya...

Kisi-kisi Menggabungkan Fotografi Digital Ke Dalam Sajian Multimedia


  • Sejarah Fotografi (1, 24)
  • Cara pengambilan gambar (2, 5, 6, 8, 9, 14, 19)
  • Pencahayaan (3, 16, 21, 25, 27)
  • Tentang Kamera digital (4, 10, 20, 23, 30)
  • Editing foto (7, 15, 18) 
  • Fitur Kamera Digital (11, 12, 13) 
  • Lensa Kamera (17, 22, 26, 28, 29) 
  • jenis dan bagian lensa (31, 34)
  • bidang kedalaman (DoF) (32)
  • F stop! (33)
  • ASA/ISO (35)


Selengkapnya...

Lensa Kamera

Lensa Kamera adalah merupakan sebuah mata dari kamera. Tanpa lensa kamera, kamera tidak bisa digunakan. Lensa Kamera sepertihalnya mata manusia. Dalam aktifitas fotografi, lensa juga merupakan alat vital selain kamera. Pemilihan lensa dalam aktivitas fotografi juga sangat penting. Mari kita bahas lebih lanjut seluk beluk tentang lensa kamera.

Pengertian Lensa Kamera

Lensa Kamera adalah merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi memfokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (atau lebih umum dikenal dengan nama film). Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda. (wikipedia)

Struktur Lensa Kamera

Lensa kamera memiliki beberapa struktur, tergantung jenis dan mereknya. Tetapi yang jelas ada beberapa struktur penting yang terdapat di setiap lensa, seperti pada gambar berikut ini :
struktur lensa kamera manual dan digital

Struktur Lensa Kamera Manual

  1. Body Lensa, merupakan bentuk atau badan lensa
  2. Kaca Lensa, Bagian Inti dari lensa kamera
  3. Cincin Fokus, untuk menentukan fokus pada lensa
  4. Cincin Focal length, untuk menentukan jarak focal length
  5. Cincin diafragma, untuk menentukan nilai diafragma
  6. Rear Cap, tutup belakang lensa kamera

Struktur Lensa Kamera Digital

  1. Body Lensa, merupakan bentuk atau badan lensa
  2. Front Cap, tutup depan lensa kamera
  3. Cincin Fokus, untuk menentukan fokus pada mode manual
  4. Cincin Focal length, untuk menentukan jarak focal length
  5. Tombol Auto Fokus, untuk mengganti mode auto fokus atau manual fokus
  6. Tombol Image Stabilizer, untuk menghidupkan fitur Image Stabilizer
  7. Rear Cap, tutup belakang lensa kamera

Jenis-jenis Lensa Kamera

Jenis lensa kamera ada bermacam-macam, bisa tergantuk pada bentuk, model, fungsi dan mereknya masing-masing. Berikut ini jenis-jenis lensa kamera :

Jenis Lensa Kamera Menurut Teknologinya

1. Lensa Kamera Manual
Lensa Manual Kamera
Lensa manual kamera digunakan untuk kamera manual juga (SLR). Pengoperasian lensa ini serba manual, dari mulai menentukan titik fokusnya, sampai menentukan diafragmanya. Kebanyakan ciri fisik dari lensa manual bisa dilihat dari body nya yang terbuat dari besi dan yang jelas tidak ada tombol atau swit pengganti auto fokusnya.

Pada era sekarang, lensa manual juga bisa digunakan pada kamera digital, tetapi harus memodifikasi mount lensa manual tersebut agar dapat terpasang pada kamera digital. Keunggulan lensa manual ini adalah body nya yang kuat, serta jika menemukan titik fokus yang pas maka hasil nya akan sangat tajam.
2. Lensa Kamera Digital
Lensa Kamera Digital
Lensa kamera digital digunakan untuk kamera digital atau kamera DSLR ( Digital Single Lens Reflect ). Pengoperasian lensa digital ini bisa manual ataupun otomasis, karena terdapat tombol auto focusnya. Tetapi jika menggunakan pada mode auto focus, jangan sekali-kali memutar cincin autofokus nya, karena akan merusak lensa digital tersebut.

Ciri dari lensa kamera digital biasanya terbuat dari bahan sejenis plastik, mempunyai fitur autofokus dan yang pasti digunakan di kamera digital. Keunggulan pada lensa ini tentu pada fitur autofocusnya di bandingkan dengan lensa manual.

Jenis Lensa Kamera Menurut Fungsi dan Focal Length nya

Berikut ini adalah jenis-jenis lensa menurut fungsinya dan focal length nya, bisa dijadikan referensi jika sobat ingin membeli lensa baru. Jangan salah pilih ya.
1. Lensa Kamera Standar / Normal
Lensa Canon Fix 50mm
Lensa kamera standar atau normal memilik focal length antara 35mm – 70mm. Yang paling umum dari lensa standar adalah lensa yang memiliki focal length 50mm ( seperti lensa Fix canon 50mm f1.8). Karena lensa yang focal length nya 50mm, pandangannya sama dengan mata manusia.

Lensa standar atau normal biasanya digunakan untuk dokumentasi dan street fotografi, dimana seorang fotografer dituntun untuk bergerak cepat dan mengambil foto yang menarik. Keuntungan dari lensa kamera ini adalah tidak terlalu besar dan mudah dibawa kemana-mana.
2. Lensa Kamera Medium Telephoto
Lensa CanonEF 100mm USM
Lensa kamera medium Telephoto memilik focal length antara 80mm – 135mm. Jangkauan fokus antara 80-135mm hampir selalu digunakan oleh fotografer untuk memotret portrait atau model. karena pada focal lengt tersebut tidak mungkin terjadi distorsi.

Lensa kamera fix pada jenis lensa kamera medium telephoto ini adalah kamera yang ideal untuk memotret portrait atau model. Karena seperti yang dikatakan tadi tidak akan terjadi distorsi. Lensa Canon EF 100mm f/2.8 Macro USM adalah contoh dari salah satu jenis lensa kamera medium telephoto.
3. Lensa Kamera Telephoto
Lensa Canon EF 200mm IS USM f2L
Lensa kamera Telephoto memilik focal length antara 135mm dan 300mm. Ciri lensa ini panjang, lensa ini memiliki jangkauan yang lumayan jauh. Sehingga fungsi di buatnya kamera ini adalah untuk fotografi olah raga ataupun fotografi satwa liar.

Kenapa lensa telephoto digunakan untuk fotografi olah raga atau fotografi satwa liar? karena tidak mungkin jika kita seorang fotografer olahraga ingin menggambil sebuak olah raga motogp misal dan kita memotret harus mendekat sampai kelintasan ? atau pun jika kita di hutan ingin memotret singa dan kita harus mendekat ke singa tersebut ? Salah satu contoh dari lensa telephoto adalah Lensa Canon EF 200mm IS USM f/2L.
3. Lensa Kamera Super Telephoto
 Lensa AF-S NIKKOR 300mm f2.8G ED VR II
Lensa kamera Super Telephoto memilik focal length lebih dari 300mm. Ciri lensa ini panjang, dan sering dibutuhkan tripod lensa untuk menopang bagian depan lensa yang terlalu panjang. Dan yang perlu diingat, harga dari lensa super telephoto ini juga sangant superrr sekale..

Fungsi dari Lensa Kamera Super Telephoto sama dengan lengsa kamera telephoto, yaitu untuk fotografi olahraga dan fotografi satwa liar. Lensa kamera super telephoto digunakan jika seorang fotograer menginginkan lensa yang lebih dari telephoto. Salah satu contoh dari lensa super telephoto adalah Lensa AF-S NIKKOR 300mm f/2.8G ED VR II .
4. Lensa Kamera Wide Angle
Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lens
Lensa kamera Wide Angel memilik focal length dibawah 20mm. Seperti namanya, Lensa kamera wide angle ini memiliki daya tangkap yang lebar. Lensa ini akan menghasilkan distorsi gambar.

Fungsi dari lensa kamera wide angle adalah untuk memotret pemandangan, memotret arsitektur, terkadang juga digunakan untuk memotret sekumpulan orang banyak. Sering kita mendengar kata Fotografi Landscape, fotografi landscape cocok sekali menggunakan jenis lensa wide angle ini. Salah satu contoh dari lensa wide angle adalah Lensa Tokina AT-X 116 Pro DX lens.
5. Lensa Kamera Fisheye
Lensa Canon EF 8-15mm f4L fisheye USM
Lensa Kamera Fisheye merupakan lensa yang spesial. Lensa Kamera Fisheye biasanya memiliki focal length  antara/dibawah 10mm. Lensa fisheye ini akan menghasilkan gambar yang unik, sangat distorsi sampai gambar melingkar yang menghubungkan antara sisi sisi gambar/foto.

Karena lensa fisheye adala lensa kamera yang spesial, digunakan juga yang spesial-spesial, contoh nya jika seorang fotografet ingin menampilkan effek fisheye pada fotonya. Salah satu contoh dari lensa Fisheye adalah Lensa Canon EF 8-15mm f/4L fisheye USM.

Jenis Lensa Yang Sering Dijumpai

Jenis lensa yang sering dijumpai ada 2 macam. Apa itu ? pasti sering dengar dan mungkin anda mempunyai kedua jenis lensa ini. Mari kita Simak.

1. Lensa Zoom Kamera

Lensa zoom kamera merupakan lensa yang bisa di zoom, atau lensa yang memiliki rentang focal length, misal lensa Canon EFS 18-mm IS, itu merupakan lensa zoom.

2. Lensa Fix Kamera

Lensa fix kamera merupakan lensa yang sudah ditetapkan focal length nya, tidak bisa di zoom, jadi yang maju mundur adalah fotografernya. Lensa fix cenderung lebih tajam hasilnya dibandingkan dari lensa zoom. (kelas yang sama). Contoh dari lensa fix adalah lensa Canon 50mm f1.8.

Kesimpulan

Uraian tentang lensa kamera diatas merupakan uraian basic yang harus di ketahui oleh fotografer sang joki kamera. Pemilihan lensa yang pas dalam setiap aktivitas fotografi sangat membantu dan mempengaruhi dari hasil akhir sebuah aktifitas fotografi tersebut.
Selengkapnya...

Apa yang Dimaksud dengan STOP dalam Fotografi

nda pernah mendengar beberapa fotografer berujar seperti ini:
1)“Naikkan shutter speed nya 1 STOP”,   atau..
2)“Turunkan aperture nya 2 STOP, atau…
3)“Naikkan ISO nya 4 STOP… dst…

Apakah yang dimaksud dengan STOP?
STOP adalah istilah/satuan/besaran yang digunakan dalam dunia fotografi untuk mengukur jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Sebagaimana kita ketahui bahwa cahaya adalah “bahan” untuk menghasilkan sebuah foto. Cahaya yang masuk ke kamera diproses sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah foto. Artinya apa? Yup, hasil akhir sebuah foto sangat dipengaruhi oleh jumlah atau banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke kamera.

Apa saja yang mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah cahaya yang masuk ke kamera?
Ada tiga komponen/variabel utama yang mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera. Ketiga komponen/variable tersebut adalah:
1.Aperture
2.Shutter Speed
3.ISO
Ketiga komponen atau variable inilah yang bisa kita rubah-rubah untuk mengatur banyak sedikitnya jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Aperture, Shutter Speed dan ISO sering juga disebut dengan Segitiga Fotografi atau Photographic Triangle.

Yang Mana Sih Aperture, ISO dan Shutter Speed di Kamera?
Untuk lebih mudahnya perhatikan gambar berikut, yang diberi lingkaran-lingkaran merah. Gambar berikut pada Kamera Canon EOS 500D.
 

Definisi STOP pada APERTURE
Mari kita lihat langsung contoh-contohnya. Jika memungkinkan ambil kamera anda sekarang dan langsung dicoba.
Kalau anda merubah Aperture misalnya dari f5.6 menjadi f8, itu artinya anda turun 1 STOP. Artinya apa? Turun 1 STOP berarti anda mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera sebanyak setengah kalinya. Lebih jauh apa artinya? Karena jumlah cahaya yang masuk ke kamera berkurang, maka foto yang dihasilkan akan menjadi lebih gelap (dengan catatan setting atau variabel kamera yang lainnya sama alias tidak dirubah-rubah).
Contoh-contoh lain:
a) Dari f5.6 menjadi f11       : Turun 2 STOP (f5.6 ke f8: 1 STOP & f8 ke f11: 1 STOP. Totalnya: 2 STOP!)
b) Dari f5.6 menjadi f16       : Turun 3 STOP
c) Dari f8 menjadi f 9           : Turun 1/3 STOP
d) Dari f8 menjadi f10          : Turun 2/3 STOP (f8 ke f9: 1/3 STOP & f9 ke f10: 1/3 STOP. Totalnya: 2/3 STOP)
e) Dari f16 menjadi f22        : Turun 1 STOP
f) demikian seterusnya polanya mirip…..

Sebaliknya, kalau anda merubah Aperture misalnya dari f8 menjadi f5.6, itu artinya anda naik 1 STOP. Akibatnya jumlah cahaya yang masuk ke kamera akan menjadi dua kali lipatnya, sehingga foto yang dihasilkan akan lebih terang (lagi-lagi dengan catatan setting atau variabel kamera yang lainnya sama alias tidak dirubah-rubah). Contoh-contohnya:
a) Dari f16 ke f8       : Naik 2 STOP (f16 ke f11: 1 STOP & f11 ke f8: 1 STOP. Total: 2 STOP!)
b) Dari f5.6 ke f2.8   : Naik 2 STOP
c) Dari f8 ke f7.1      : Naik 1/3 STOP
d) demikian seterusnya polanya mirip…..

Definisi STOP pada Shutter Speed
Kalau anda merubah Shutter Speed misalnya dari 1/100 menjadi 1/200, itu artinya anda turun 1 STOP. Efeknya sama seperti halnya pada Aperture di atas. Turun 1 STOP berarti anda mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera sebanyak setengah kalinya. Karena jumlah cahaya yang masuk ke kamera berkurang, maka foto dihasilkan akan menjadi lebih gelap (dengan catatan setting atau variabel kamera yang lainnya sama alias tidak dirubah-rubah).
Contoh-contoh lain:
a) Dari 1/100 ke 1/400     : Turun 2 STOP (1/100 ke 1/200: 1 STOP & 1/200 ke 1/400: 1 STOP. Total: 2 STOP!)
b) Dari 1/50 ke 1/100       : Turun 1 STOP
c) Dari 1/15 ke 1/30         : Turun 1 STOP
d) demikian seterusnya polanya mirip…..

Sebaliknya (Contoh-contoh):
a) Dari 1/800 ke 1/400    : Naik 1 STOP
b) Dari 1/400 ke 1/100     : Naik 2 STOP
c) demikian seterusnya polanya mirip…..

Definisi STOP pada ISO
Langsung kita lihat contohnya saja. Kalau anda merubah ISO:
a) Dari ISO 100 ke ISO 200 : Naik 1 STOP (Artinya jumlah cahaya yang masuk ke kamera bertambah dua kali lipatnya sehingga foto menjadi lebih terang)
b) Dari ISO 100 ke ISO 400 : Naik 2 STOP
c) Dari ISO 800 ke ISO 400 : Turun 1 STOP (Artinya jumlah cahaya yang masuk berkurang setengahnya sehingga foto menjadi lebih gelap)
d) Demikian seterusnya polanya….

Awal-awalnya mungkin memang agak sedikit membingungkan. Saran saya ambil langsung kamera anda dan praktekkan sekarang. Mudah-mudahan dengan demikian hal ini bisa lebih cepat dipahami.
Selengkapnya...

Mengenal ISO / ASA lebih jauh

Sebelumnya saya telah membahas secara singkat tentang apa itu ISO / ASA di Segitiga Emas fotografi, tapi karena ada beberapa pembaca yang ingin tahu lebih dalam, maka saya bahas kembali disini.
Secara ringkas, ISO (di kamera digital) dan ASA (di kamera film), adalah ukuran sensitivitas sensor. Semakin tinggi angka ISO, semakin sensitif sensor tersebut, sehingga bila Anda memotret dengan setting ISO tinggi, foto di tempat gelap pun terlihat terang.
ISO ini kurang lebih seperti kepekaan mata manusia. Bila kita dari ruangan terang dan kemudian masuk ke ruangan yang gelap, mata kita menyesuaikan kepekaannya terhadap ruangan tersebut. Demikian juga AUTO ISO pada kamera digital kita, kamera akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya yang ada.
Tapi sayangnya, karena keterbatasan teknologi, kamera digital di pasaran belum sepeka mata manusia. Alhasil banyak foto di tempat gelap berkualitas buruk.
Semakin tinggi ISO, semakin besar efek samping yang ditimbulkan yaitu hilangnya detail foto dan munculnya bintik2 (disebut juga dengan noise), selain itu gambar menjadi kurang kontras. Kadang kala, ada juga fotografer yang dengan sengaja mengeset ISO tinggi dengan tujuan menghasilkan karya yang artistik menyerupai efek film.
Jadi bila ingin foto Anda bersih dari noise, maka gunakanlah ISO serendah mungkin, misalnya ISO 100 atau 200.
Tapi kadangkala kita terpaksa mengunakan ISO tinggi di ruangan gelap, kalau tidak foto Anda bisa jadi kabur.

Ukuran ISO

Ukuran ISO biasanya dimulai dari angka 100, kadang ada kamera yang mulai dari ISO 64 dan ISO 80, ada juga dari 200. Artinya seperti berikut. ISO 200 memiliki kepekaan dua kali lebih besar daripada ISO 100, dan ISO 400 memiliki kepekaan dua kali lebih besar daripada ISO 200.
Deret angka ISO antara lain: 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400, dan seterusnya.
Kamera digital canggih saat ini memiliki pilihan kepekaan sampai dengan ISO 102400.
Toleransi ISO ini sangat tergantung pada ukuran sensor dan megapixel. Untuk kebanyakan kamera saku, ISO 100-200 merupakan setting yang ideal. Tapi ISO 400 keatas kualitas foto sudah memburuk karena noise, sedangkan untuk kamera DSLR, biasanya ISO 1600 adalah perbatasan antara foto yang layak atau tidak.
Karena ISO 1600 berarti 4x lebih peka daripada 400, maka kamera DSLR lebih diuntungkan saat digunakan disituasi yang gelap.
Perlu diketahui juga semakin tinggi megapixel dalam ukuran sensor yang sama, semakin banyak kemunculan noise. Oleh sebab itu megapixel yang besar tapi ukuran sensor kecil (seperti kamera saku) malah kurang efektif.
- See more at: http://www.infofotografi.com/blog/2009/12/mengenal-iso-asa-lebih-jauh/#sthash.8HjUui9R.dpuf
Selengkapnya...

Memahami Aperture & Depth of Field

etiap kali berbicara tentang fotografi dan kamera, kata-kata aperture serta depth of field akan sering sekali keluar. Nah dalam artikel ini belfot akan mencoba membantu anda memahami aperture dan depth of field sehingga cukup jelas bagi pemula.

Memahami Aperture

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
aperture
Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Memahami Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
PICT0235_md
Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.

PICT0236_md
Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.

Selengkapnya...