Selamat Datang di Blog Moko Yuliatmoko

Rabu, Januari 29, 2014

Nge-tweet yang Seperti Ini Bisa Dikategorikan Cyberbullying Lho

Siapa yang tidak kenal Twitter?Mikroblogging yang satu ini begitu dikenal, bahkan hingga ke kalangan anak dan remaja sebagai salah satu media sosial untuk menjalin kontak dan pertemanan. Namun hati-hati saat 'berkicau' ya. Karena kicauan bisa diartikan sebagai tindakan cyberbullying. Nah, tweet seperti apa yang dikategorikan sebagaicyberbullying?

"Hal biasa yang kita lakukan dengan memojokkan artis-artis tertentu atau pejabat itu sudah bisa dianggap cyberbullying. Di Twitter misalnya ada artis A dibilang istri simpanan pejabat B, atau pejabat C terkena kasus korupsi lalu dicela itu juga dikategorikan cyberbullying," terang psikolog Roslina Verauli, M.Psi dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (29/1/2014).

"Padahal kita kan belum tahu bagaimana kejadian lengkapnya. Kan itu masih dalam ranah hukum. Biarkan saja," sambung perempuan yang akrab disapa Vera ini.

Sementara itu menurut pegiat internet sehat, Donny BU, jika seseorang hanya mengomentari sesuatu hal tanpa berniat menyakiti dan hanya dilakukan satu kali maka tidak termasuk cyberbullying. Beda halnya jika kicauan di Twitter dilakukan untuk menyakiti perasaan orang lain, dilakukan dengan sengaja, serta dilakukan secara terus menerus dan berulang, maka hal itu sudah termasuk cyberbullying.

Dikutip dari kidshealth.org, kadang-kadang cyberbullying mudah untuk dilihat. Misalnya saat anak menunjukkan pesan teks, tweet, atau respons terhadap update status di Facebook yang keras atau kejam, patut diwaspadai adanya cyberbullying

Tindakan-tindakan lain yang termasuk cyberbullying adalah membuat akun palsu di jejaring sosial yang mana akun tersebut meniru si korban dan kemudian memposting informasi pribadi yang memalukan atau digunakan untuk menyakiti orang lain. Beberapa anak-anak melaporkan bahwa akun palsu dibuat dengan niat melecehkan dan menggertak. 

Cyberbullying juga dapat terjadi secara tidak sengaja. Sifat impersonal pada pesan teks, percakapan online dan email membuat sangat sulit untuk mendeteksi nada pengirim. Bisa jadi sesuatu yang dikirim atau ditulis terdengar seperti lelucon di satu sisi, namun di sisi lain bisa dilihat sebagai penghinaan yang menyakitkan. Namun demikian, pola berulang dari email, pesan teks, dan postingan di jejaring sosial untuk mempermalukan dan menyakiti orang lain kebanyakan dilakukan dengan sengaja.


http://health.detik.com/read/2014/01/29/085906/2481430/775/nge-tweet-yang-seperti-ini-bisa-dikategorikan-cyberbullying-lho?l992203755

0 komentar:

Posting Komentar