Selamat Datang di Blog Moko Yuliatmoko

Kamis, Februari 13, 2014

PENULISAN DAN PENGGUNAAN GELAR PERGURUAN TINGGI



Tidak dipungkiri kita sering dibingungkan dengan penulisan gelar seseorang terlebih kini sudah banyak gelar yang bisa digunakan dan tentunya ditempel di nama kita.
Mencoba telusuri dari google, saya menemukan beberapa referensi diantaranya dari kopertis dan anneahira.com
Saya copas saja sekalian untuk arsip juga :)
Dahulu gelar akademik hasil lulusan perguruan tinggi dalam negeri umumnya hanya dua macam, yakni Drs. (doktorandus) dan Dra. (doktoranda). Doktorandus untuk laki-laki, sedangkan doktoranda untuk perempuan. Kedua gelar yang berasal dari bahasa Belanda ini diberikan tanpa memandang disiplin keilmuan yang pernah diikuti.

Namun, sejak keluarnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993 tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi, pemberian dan cara penulisan gelar seperti di atas tidak berlaku lagi.

Pemberian dan cara penulisan gelar kini mengikuti keputusan tersebut dan penulisannya mengikuti ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Berbagai Cara Penulisan Gelar yang Benar
Simak cara penulisan gelar di bawah ini sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut:

1. Cara Penulisan Gelar Sarjana (S1)
  • S.P. (sarjana pertanian)
  • S.Pd. (sarjana pendidikan)
  • S.Pd.I. (sarjana pendidikan Islam)
  • S.Psi. (sarjana psikologi)
  • S.Pt. (sarjana peternakan)
  • S.E. (sarjana ekonomi)
  • S.Ag. (sarjana agama)
  • S.Fil. (sarjana filsafat)
  • S.Fil.I. (sarjana filsafat Islam)
  • S.H. (sarjana hukum)
  • S.H.I. (sarjana hukum Islam)
  • S.Hum. (sarjana humaniora)
  • S.I.P. (sarjana ilmu politik)
  • S.Kar. (sarjana karawitan)
  • S.Ked. (sarjana kedokteran
  • S.Kes. (sarjana kesehatan)
  • S.Kom. (sarjana komputer)
  • S.K.M. (sarjana kesehatan masyarakat)
  • S.S. (sarjana sastra)
  • S.Si. (sarjana sains)
  • S.Sn. (sarjana seni)
  • S.Sos. (sarjana sosial)
  • S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
  • S.T. (sarjana teknik)
  • S.Th. (sarjana theologi)
  • S.Th.I. (sarjana theologi Islam)
2. Cara Penulisan Gelar Magister (S2)
  • M.Ag. (magister agama)
  • M.E. (magister ekonomi)
  • M.E.I. (magister ekonomi Islam)
  • M.Fil. (magister filsafat)
  • M.Fil.I. (magister filsafat Islam)
  • M.H. (magister hukum)
  • M.Hum. (magister humaniora)
  • M.H.I. (magister hukum Islam)
  • M.Kes. (magister kesehatan)
  • M.Kom. (magister komputer)
  • M.M. (magister manajemen)
  • M.P. (magister pertanian)
  • M.Pd. (magister pendidikan)
  • M.Pd.I. (magister pendidikan Islam)
  • M.Psi. (magister psikologi)
  • M.Si. (magister sains)
  • M.Sn. (magister seni)
  • M.T. (magister teknik)
3. Cara Penulisan Gelar Doktor (S3)
  • Dr (doktor)
4. Cara Penulisan Gelar Diploma
  • Diploma satu (D1), sebutan profesional ahli pratama, disingkat A.P.
  • Diploma dua (D2), sebutan profesional ahli muda, disingkat A.Ma.
  • Diploma tiga (D3), sebutan profesional ahli madya, disingkat A.Md.
  • Diploma empat (D4), sebutan profesional ahli, disingkat A.
Cara Penulisan Gelar Menurut EYD
Cara penulisan gelar akademik mengikuti aturan yang berlaku dalam EYD, yaitu pada aturan tentang penulisan singkatan, pemakaian tanda titik (.), dan pemakaian tanda koma (,). Ketentuan lengkapnya sebagai berikut:
1.        Setiap gelar ditulis dengan tanda titik sebagai antara antarhuruf pada singkatan gelar yang dimaksud.
2.        Gelar ditulis di belakang nama orang.
3.        Antara nama orang dan gelar yang disandangnya, dibubuhi tanda koma.
4.        Jika di belakang nama orang terdapat lebih dari satu gelar, maka di antara gelar-gelar tersebut disisipi tanda koma.
Contoh: Muhamad Ilyasa, S.H., S.E., M.M. Di antara nama dan gelar, terdapat tanda koma. Di antara ketiga gelar, juga terdapat tanda koma. Di antara huruf-huruf singkatan gelar, diberi tanda titik.

Jika di antara nama dan gelar tidak dibubuhi tanda koma, maka penulisan gelar tersebut salah dan singkatan tersebut tidak bermakna gelar, melainkan bisa bermakna nama keluarga, marga, dan sebagainya. Jadi, Muhamad Ilyasa SH (tanpa koma di antara nama dan SH) bisa berarti Muhamad Ilyasa Sutan Harun atau Muhamad Ilyasa Saleh Hamid, dan sebagainya.

Penulisan gelar harus di belakang nama orang, cara penulisan gelar di depan nama orang adalah salah.
dari sumber lain kopertis12.or.id:
JENIS GELAR AKADEMIK
Pasal 6Gelar akademik terdiri atas Sarjana, Magister dan Doktor.
Pasal 7Penggunaan gelar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan di belakang nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan dengan mencantumkan huruf S., untuk Sarjana dan huruf M. untuk Magister disertai singkatan nama kelompok bidang keahlian.
Pasal 8Penetapan jenis gelar dan sebutan serta singkatannya sesuai dengan kelompok bidang ilmu dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bersamaan dengan pemberian ijin pembukaan program studi berdasarkan usul dari perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengna norma dan kepatutan akademik.
Pasal 9Gelar akademik Doktor disingkat Dr. ditempatkan di depan nama yang berhak atas gelar yang bersangkutan.
JENIS SEBUTAN PROFESIONAL
Pasal 10Penggunaan sebutan profesional dalam bentuk singkatan ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan profesional yang bersangkutan.
Pasal 11(1) Sebutan profesional lulusan Program Diploma terdiri atas :
  • a. Ahli Pratama untuk Program Diploma I disingkat A.P.
  • b. Ahli Muda untuk Program Diploma II disingkat A.Ma.
  • c. Ahli Madya untuk Program Diploma III disingkat A.Md.
  • d. Sarjana Sains Terapan untuk Program Diploma IV disingkat SST
(2) Singkatan sebutan profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan tersebut.
referensi:
  • http://www.anneahira.com/cara-penulisan-gelar.htm
  • http://www.kopertis12.or.id/2011/01/05/penulisan-dan-penggunaan-gelar-perguruan-tinggi.html


Selengkapnya...

Kamis, Februari 06, 2014

Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan





Sebelum kita membahas topik ini lebih jauh lagi saya akan memberikan data dan fakta berikut:

·         158 kepala daerah tersangkut korupsi sepanjang 2004-2011

·         42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun waktu 2008-2011

·         30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilihan DGS BI

·         Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM

Sumber : Litbang Kompas

Kini setelah membaca fakta diatas, apa yang ada dipikran anda? Cobalah melihat lebih ke atas sedikit, lebih tepatnya judul artikel ini. Yah, itu adalah usulan saya untuk beberapa kasus yang membuat hati di dada kita “terhentak” membaca kelakuan para pejabat Negara.

Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.

Bayangkan apa persaingan yang muncul ditahun 2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2021 tentunya membutuhkan good character.

Bagaimanapun juga, karakter adalah kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.

Bagaimana dengan bangsa kita? Bagaimana dengan penerus orang-orang yang sekarang sedang duduk dikursi penting pemerintahan negara ini dan yang duduk di kursi penting yang mengelola roda perekonomian negara ini? Apakah mereka sudah menunjukan kualitas karakter yang baik dan melegakan hati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkat estafet kita serahkan pada mereka, maka mereka mampu menjalankan dengan baik atau justru sebaliknya?

Dari sudut pandang psikologis, saya melihat terjadi penurunan kulaitas “usia psikologis” pada anak yang berusia 21 tahun pada tahun 20011, dengan anak yang berumur 21 pada tahun 2001. Maksud usia psikologis adalah usia kedewasaan, usia kelayakan dan kepantasan yang berbanding lurus dengan usia biologis. Jika anak sekarang usia 21 tahun seakan mereka seperti berumur 12 atau 11 tahun. Maaf jika ini mengejutkan dan menyakitkan.

Walau tidak semua, tetapi kebanyakan saya temui memiliki kecenderungan seperti itu. Saya berulangkali bekerjasama dengan anak usia tersebut dan hasilnya kurang maksimal. Saya tidak “kapok” ber ulang-ulang bekerja sama dengan mereka. Dan secara tidak sengaja saya menemukan pola ini cenderung berulang, saya amati dan evaluasi perilaku dan karakter mereka. Kembali lagi ingat, disekolah pada umumnya tidak diberikan pendidikan untuk mengatasi persaingan pada dunia kerja. Sehingga ada survey yang mengatakan rata-rata setelah sekolah seorang anak perlu 5-7 tahun beradaptasi dengan dunia kerja dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai 3-5 kali. Hmm.. dan proses seperti ini sering disebut dengan proses mencari jati diri. Pertanyaan saya mencari “diri” itu didalam diri atau diluar diri? “saya cocoknya kerja apa ya? Coba kerjain ini lah” lalu kalau tidak cocok pindah ke lainnya. Kenapa tidak diajarkan disekolah, agar proses anak menjalani kehidupan  di dunia yang sesungguhnya tidak mengalami hambatan bahkan tidak jarang yang putus asa karena tumbuh perasaan tidak mampu didalam dirinya dan seumur hidup  terpenjara oleh keyakinannya yang salah.

Baiklah kembali lagi ke topik, Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa Indonesia, sanggup?

Theodore Roosevelt mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)

Selengkapnya...

18 Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Sebagai Salah Satu Antisipasi Tawuran Pelajar

 
 
 
 
 
Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Kemdikbud.  Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. Adapun 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa tersebut adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. (Kemdikbud/Gs)

Selengkapnya...

Cabe Cabean Adalah Istilah Gadis Cewek dengan 10 Ciri Ini


Cabe Cabean adalah fenomena baru, sebuah istilah bagi gadis / cewek beliayang masuk dalam kategori-kategori tertentu yang tren di kota-kota besar. Berikut10 ciri cewek Cabe Cabean:

1. Gigi ‘Dipagar’

Cewek Cabe Cabean memakai ‘pagar’ gigi atau behel. Namun mereka lakukan itu bukan untuk kesehatan atau kebutuhan giginya, melainkan hanya sekadar gaya. Bahkan, pasangnya di ahli gigi bukan dokter gigi.

2. Pakai Make Up di Malam Minggu

Pakai make up umumnya jika mau kondangan atau ke mall. Namun cewek Cabe Cabean kerap berdandan ‘super menor’ tatkala hang out di malam minggu.

3. Bonceng Bertiga atau Empat

Umumnya etika berboncengan menurut aturan lalu lintas maksimal dua orang. Tiga atau empat diperbolehkan dengan syarat misalkan membawa bayi atau anak kecil. Cewek Cabe Cabean lakukan ini bahkan hingga empat orang satu motor.

4. Gemar Kebut-kebutan

Cewek Cabe Cabean suka kebut-kebutan dengan memaerkan kakiknya. Namun sayangnya kaki mereka busikan. Tampang gadis Cabe Cabean nampak putih dari wajah hingga leher.

5. Rok di atas Pusar

Cewek Cabe Cabean demen memakai style rok mini hingga di atas pusar. Hal itu dilakukan untuk menonjolkan payudaranya. Di sekolah aturan rok diberlakukan sepinggang.

6. ‘Maling Teriak Maling’

Ada istilah ‘Maling Teriak Maling’ yang merujuk pada orang yang tak akui perbuatannya dan melempar ke orang lain. Cewek Cabe Cabean juga demikian. Mereka teriaki cewek lain Cabe meski dirinya sendiri adalah Cabe.

7. High Heels di Pasar Malam

Dengan dress trendi plus pakai high heels, cewek Cabe Cabean seharusnyanongkrong di clubbing. Namun mereka malah habiskan malam minggu di pasar malam.

8. Hang Out di Fly Over

Selain pasar malam cewek Cabe Cabean juga habiskan Sabtu malam di fly over.Nah loh mau pacaran atau bunuh diri?

9. Menipu Diri Sendiri

Umumnya cewek Cabe Cabean tunjukkan foto ke target pedekate dengan tampilan yang menipu. Nampak cute, cantik, imut namun setelah kopdar atau ketemuan berbeda dengan aslinya. Mereka juga berikan efek kamera di foto yang dikirimkan.

10. Naik Motor, Celana Pendek, dan Baju Ketat

Itulah ciri mutlak cewek Cabe Cabean. Plus jika berboncengan tiga hingga empat sudah pasti mereka adalah 100% cewek Cabe Cabean. Biasanya sambil berboncengan mereka main HP atau cekikikan ketawa ketiwi.

 
Selengkapnya...

Selasa, Februari 04, 2014

Jadwal Mengajar Semester Genap TP 2013/2014

Kelas XII

- Pengayaan (Multimedia : 2 Jam)
Kelas XI
- Menggabungkan Fotografi Digital Ke Dalam Sajian Multimedia (Multimedia : 2 Jam)
- Menggabungkan Gambar 2D ke Dalam Sajian Multimedia (Multimedia : 3 Jam)
Kelas X
- Jaringan Dasar (Multimedia : 4 Jam)
- Simulasi Digital (Usaha Perjalanan Wisata : 3 Jam)
Selengkapnya...

Tugas XI Multimedia

Tugas Menggabungkan Gambar 2D ke Dalam Sajian Multimedia


1. Buatlah Logo dengan software berbasis Vektor
2. simpan dengan nama NIS diikuti nama logo (Contoh: 10101 Bank BNO 89)
3. simpan bersama-sama 1 Kelas ke dalam 1 CD atau Flashdisk 
4. Kumpulkan paling lambat tanggal 7 Februari 2014

Tugas Kartu Nama
1. Buat Kartu Nama dan masukan logo yang telah kalian buat
2. Cetak menggunakan kertas foto
3. Kumpulkan paling lambat tanggal 7 Februari 2014
Selengkapnya...