Proses dinamika
kelompok dimulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam
kelompok dengan latar belakang yang
berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Teori
proses perkembangan kelompok menurut Tuckman (1965) pada awalnya anggota
kelompok sedikit memiliki pengalaman bersama-sama dalam suatu kelompok. Tuckman
menyatakan bahwa anggota kelompok harus bekerja sama secara stimultan dan
memiliki dan memiliki hubungan interpersonal dalam menyelesaikan suatu masalah.
2.1
Tahapan
Proses Dinamika Kelompok
Tuckman
(1965) mengemukakan lima tahap dalam
proses dinamika kelompok yaitu forming,
storming, norming, performing, dan terkahir adjourning. Tahap proses perkembangan dinamika kelompok
diilustrasikan oleh gambar berikut :
Gambar
1 Tahapan proses perkembangan dinamika kelompok
a. Forming
Tuckman
menggambarkan tahap ini adalah tahap percobaan atau partisipasi dengan keragu-raguan,
karena anggota kelompok mencari tahu tingkah laku apa yang dapat diterima oleh
kelompok dan awal individu untuk menyesuaikan diri dengan yang lainnya.. Pada
saat ini anggota kelompok masih sangat tergantung oleh pemimpin kelompok. Tahap
ini dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur,
kepemimpinan kelompok. Tahap ini akan selesai ketika para anggota mulai
berpikir tentang diri mereka sendiri bahwa mereka juga termasuk dari suatu
kelompok. Karakteristik pada tahap ini adalah interaksi sementara, wacana
kesopanan, perhatian melalui ambiguitas dan lebih cenderung diam.
b. Storming
Tahap
storming dicirikan dengan adanya
konflik dalam kelompok, ketidakpuasan dengan yang lainnya, persaingan antar
anggota, dan ketikdaksetujuan akan prosedur yang ada. Anggota kelompok
mengalami konflik baik dengan sesama anggota kelompok atau pemimpin kelompok.
Berbeda dengan tahap forming pada
tahap ini anggota kelompok lebih cenderung menunjukkan masing-masing pribadinya
dan ketegangan dalam kelompok cenderung meningkat. Didalam tahap ini memiliki
karakteristik terdapat ide-ide yang dikritisi, pembiacara yang diinterupsi,
kurangnya kehadiran anggota, dan permusuhan dalam kelompok.
c. Norming
Norming merupakan massa
penenangan setelah konflik Tuckman mendeskripsikannya sebagai tahap kohesif
dimana anggota sudah dapat menerima keunikan dan perbedaan dalam kelompok.
Anggota kelompok merasa bagian dari kelompok dan menerima norma-norma dalam kelompok.
Walaupun setiap anggota memiliki interpretasi dan persepsi yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya, tetapi penekanannya adalah pada harmoni. Anggota
mengesampingkan konflik yang ada dan lebih mengembangkan norma-norma dalam kelompok.
Dalam tahap ini mulai terbentuk struktur, peran, dan rasa kebersamaan.
Karakteristik tahap ini adalah persetujuan dalam peranan, pencarian mufakat,
dan peningkatan suportivitas.
d.
Performing
Performing merupakan
tahapan dimana kelompok berfokus pada tujuan kelompok. Pada tahap ini anggota
kelompok saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang mereka anut
bersama. Menurut Tuckman, dalam tahap performing
struktur interpersonal yang terbentuk dan berkembang pada tahap-tahap sebelumnya menjadi modal dan
sangat berpengaruh dalam penyelesaian masalah dan tugas untuk mencapai tujuan
tersebut. Masalah interpersonal merupakan bagian dari masa lalu dan sebagai
pembelajaran bersama, seluruh anggota kelompok menuangkan energinya untuk
mencapai tujuan bersama. Tahap ini memiliki karakteristik fokus terhadap hasil,
orientasi tugas yang tinngi, menekankan pada penampilan dan produktivitas.
e. Adjourning
Tahap adjouning
adalah tahap akhir dari proses dinamika kelompok. Saat kelompok berakhir
seringkali anggota kelompok mengalami kesedihan dan kekhawatiran. Mereka
cenderung menraik diri dan mengurangi partisipasi diri mereka dalam kelompok,
sebagai antisipasi dari isu berakhirnya kelompok. Tahap ini memiliki karakteristik penghentian
tugas, pengurangan ketergantungan, penyelesaian tugas, penolakan, dan
peningkatan emosional.
0 komentar:
Posting Komentar